Saturday, July 1, 2017

Menanam Kopi harus di ketinggian, pentingkah?

Pernahkah mendengar istilah dpl terkait single origin, benarkah ketinggian tanaman kopi sangat berpengaruh menciptakan profil rasa secangkir kopi.

1400 meter dpl, karakter kopi sumatera sudah jelas tidak diragukan lagi, bahkan menjadi populer di beberapa coffee shop luar Indonesia. Banyak referensi menyimpulkan profil rasa biji kopi yang diproduksi di pulau sumatera kebanyakan berkarakter berry, tidak sedikit juga yang berkarakter nuts, dan banyak diantaranya memiliki aftertaste yang lama dan mouthful yang nyaman. Benarkah profil rasa biji kopi sumatera demikian?

Tiap single origin pastilah memiliki perbedaan karakter rasa, begitu kompleks hal yang mempengaruhinya. Misalkan saja proses biji kopi sebelum menjadi green bean dan diekspor ke banyak daerah. Umumnya biji kopi yang diproses secara natural (unwashed) cenderung memiliki rasa manis blueberry atau manis dari jenis buah tropis, dan punya karakter body yang penuh. Karena diserapnya daging buah oleh biji kopi saat pengeringan ,mengoptimalkan masa fermentasi. Lain hal, biji kopi yang diproses dengan cara washed akan memiliki karakter rasa yang cukup kompleks dengan tingkat acidity lumayan. Sebabnya sebelum dikeringkan biji kopi akan dipisahkan dari ceri kopi kemudian dilakukan fermentasi dengan membersihkan sisa kulit ceri pada biji, selanjutnya dilakukan pengeringan. Dari metode proses pengeringan saja sudah kentara perbedaan profil rasa biji kopi.

Sebelum biji kopi dipanen, masa tanam juga perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas biji kopi. Jarak tanam antara tanaman kopi satunya dengan tanaman kopi lain juga perlu dipertimbangkan mengingat tanaman kopi butuh nutrisi yang cukup. Bagaimana dengan ketinggian tanaman kopi, apakah berpengaruh terhadap karakter rasa yang nantinya dihasilkan si biji kopi?


Sesama jenis arabika pun bisa berbeda karakter rasa jika arabika yang satu tumbuh pada ketinggian 1000 meter dpl dan satunya tumbuh pada ketinggian 1400 meter dpl. Tapi tidak selamanya ketinggian yang menyebabkan perbedaan karakter rasa tiap single origin. Dalam hal ini, ketinggian tanaman kopi yang tumbuh diukur dengan ukuran (dpl) diatas permukaan laut sangat jelas bedanya terlihat dari air pressure dan temperature.

Air Pressure

Semakin tinggi suatu daerah maka memiliki tekanan udara yang rendah. Tekanan udara yang rendah untuk beberapa tanaman sangat berpengaruh, seperti tanaman selada akan tumbuh optimal dan tanaman lobak juga mengalami kemajuan positif. Berbeda dengan tanaman kopi, sepertinya tekanan udara tidak terlalu berpengaruh pada karakter rasa kopi, namun berpengaruh pada hasil panen tanaman kopi.

Temperature

Ketinggian sebuah daerah juga mempengaruhi suhu udara sekitaran tanaman. Apakah suhu udara ada kaitannya dengan perbedaan karakter rasa kopi. Membandingkan kopi yang tumbuh di Hawaii dan Colombia memiliki ketinggian yang sama pada 762 meter dpl. Namun mengapa karakter rasa kopi Hawaii lebih acidy dan kompleks dibandingkan profil rasa kopi Colombia dengan ketinggian yang sama. Sebabnya, Colombia terletak pada lintang tropis sedangkan Hawaii mempunyai iklim yang dingin.

Mungkin ketinggian daerah tanam menentukan suhu udara, namun pada ketinggian yang sama di beberapa daerah mengalami perbedaan suhu udara karena iklim tertentu. Pastinya, suhu udara pada tanaman kopi yang berkontribusi memberikan perbedaan karakter rasa pada secangkir kopi.

Sumber: Internet