Wednesday, July 5, 2017

Demo Kemenakertrans, ratusan karyawan MNC kena PHK

Sekitar 300 karyawan Media Nusantara Indonesia (MNI) yang merupakan anak perusahaan MNC Group mendatangi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans). Ratusan karyawan itu datang untuk mengadukan nasib mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak.

Gilbert seorang karyawan yang terkena PHK, menganggap keputusan yang dilakukan perusahaan hanya akal-akalan untuk menghindari gaji karyawan di bulan Juli. "Kalau kami menganggap semestinya kami masih digaji bulan ini, tapi mereka melakukan ini untuk menyetop gaji kami bulan Juli. Akalan-akalan mereka," kata Gilbert di kantor Kemenakertrans, Rabu (5/7).

Gilbert yang sebelumnya menjabat sebagai asisten redaktur tabloid Genie ini mengaku tidak mendapat pesangon yang sesuai. Dari 12 tahun kerja ia hanya menerima Rp16,2 juta. Pihak perusahaan juga tidak menerangkan dari mana perhitungan angka tersebut didapatkan. Selain Gilbert, karyawan MNI lain yang terkena PHK juga mengalami nasib serupa. Namun, menurut Gilbert, dari 100 karyawan Genie yang terkena PHK dengan pesangon ala kadarnya, hanya 41 karyawan yang menolak menyetujui.

"Mereka tidak menganggapnya pesangon, mengistilahkannya dengan istilah uang tali kasih. Jumlahnya menurut kami tidak manusiawi. Misalnya, saya kerja 12 tahun hanya ditawari enam belas juta dua ratus sekian. Saya tanya ini angka keluar dari mana? Mereka bilang ini kebijakan manajemen. Enggak masuk akal kan," sesal Gilbert.

Di lingkungan MNC Group, menurut Gilbert, ada dana pensiun yang dikelola lembaga bernama PERA. Lembaga ini mengumpulkan dana dari gaji karyawan yang dipotong setiap bulan. Pemotongan itu masih berlangsung sampai mereka menerima gaji terakhir. Sayangnya, kata Gilbert, pembayaran dana PERA baru dilakukan setelah isu PHK sepihak oleh perusahaan mencuat ke publik.

“Yang kami sayangkan kenapa baru dibayarkan ketika sudah meledak. Ini tetap pelanggaran,” tambahnya.

Bukan cuma soal pesangon, Gilbert juga menyesalkan sikap manajemen MNI yang memberitahukan informasi PHK melalui surat. Mestinya, kata Gilbert, perusahaan memanggil baik-baik setiap karyawan. “Itu dikirimkan via JNE sehari sebelum cuti bersama lebaran. Memangnya gak bisa panggil saya. Saya ada kok. Kami menyayangkan hal itu. Tidak etis. Terlebih, dengan begitu kan bisa dibaca orang rumah. Bisa bikin sakit keluarga. Banyak dari kami yang masih menyembunyikannya,” katanya.

Surat PHK yang ditunjukkan Gilbert menyebutkan keputusan PHK diambil atas dasar perubahan strategi bisnis yang telah disepakati manajemen perusahaan pada tanggal 2 Juni 2017. Menurut Gilbert hal ini menjelaskan perusahaan belum sepenuhnya bangkrut. Apalagi hingga saat ini belum ada keputusan pengadilan bahwa perusahaan resmi bangkrut. “Pokoknya kami masih menunggu kejelasan status perusahaan,” ujarnya.

Atas semua ketidakadilan yang diterima itu, Gilbert dan sejumlah karyawan MNI yang menjadi korban PHK mengaku ke Kemenakertrans. Sayangnya pertemuan yang difasilitasi Kemenakertrans ini tidak dihadiri pihak MNC Group. Direktur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Perindustrian Kemenakertrans, John Daniel Saragih mengklaim telah mengundang pihak MNC. “Pihak perusahaan juga kita sudah undang, ternyata tidak hadir,” Daniel.

Menurut Daniel, Kemenakertrans akan kembali mengundang pihak MNC dalam pertemuan lanjutan pada Senin 10 Juli mendatang. Menurutnya kehadiran pihak perusahaan penting menjelaskan alasan di balik PHK karyawan. “Sesuai dengan arahan pimpinan untuk mengklarifikasi apa sih yang terjadi di koran Sindo, ada PHK sepihak, ada pemberhentian, nah semua kami coba panggil,” ujar Daniel.

Dalam pertemuan tertutup bersama para karyawan yang menjadi korban PHK, Daniel mengaku mendapat banyak informasi. Misalnya saja PHK dan pesangon yang tidak sesuai peraturan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Daniel mengatakan sebelum melakukan PHK perusahaan mestinya berusaha memberikan alternatif kepada karyawan. Kalaupun akhirnya harus di PHK, ada prosedur yang mesti dilewati oleh perusahaan, yakni pertemuan bipatrit antara perusahaan dan karyawan. Kalau tidak mendapat jalan keluar, maka melalui tripatrit dengan melibatkan pihak ketiga.

“Kalau sesuai dengan UU nomor 2 tahun 2004 Bipartit dulu yang pertama, Bipartit itu 30 hari, kemudian Tripartit. Kalau gagal juga baru ke pengadilan,” kata Daniel.

Pengurus Federasi Serikat Pekerja Media Independen (FSPMII) Sasmito Madrim menyatakan ada dua pelanggaran utama yang dilakukan oleh pihak MNC. Pertama PHK yang tidak sesuai prosedur. Kedua pesangon yang tidak sesuai. “Surat PHK yang diberikan ke teman-teman itu juga tidak manusiawi. Ada teman-teman yang sudah bekerja belasan tahun PHK-nya ini hanya diberikan melalui surat dikirim ke rumahnya. Ketika pekerja dibutuhkan, kita dipanggil bra-bro, ketika bermasalah udah dibuang begitu saja, tidak manusiawi,” kata Sasmito.

“Yang kedua kalaupun terjadi PHK kita mendorong perusahaan memberikan hak yang sesuai diundang-undang,” lanjut Sasmito.

Sasmito mengungkapkan saat ini terdapat sekitar 300 pekerja yang menjadi korban PHK perusahaan. Dari jumlah tersebut situasi paling paling rawan dihadapi para pekerja kontrak non jurnalis. “Kalau yang jurnalis, karena dia core bisnisnya media, dia seharusnya tidak bisa dikontrakkan, harus jadi karyawan tetap. Yang non-jurnalis itu harus dihitung sisa masa kontrak kerjanya. Kalau sisa kontraknya lima bulan itu perusahaan harus membayarkan lima kali gaji,” katanya.

Sumber: tirto.id

Saturday, July 1, 2017

Menanam Kopi harus di ketinggian, pentingkah?

Pernahkah mendengar istilah dpl terkait single origin, benarkah ketinggian tanaman kopi sangat berpengaruh menciptakan profil rasa secangkir kopi.

1400 meter dpl, karakter kopi sumatera sudah jelas tidak diragukan lagi, bahkan menjadi populer di beberapa coffee shop luar Indonesia. Banyak referensi menyimpulkan profil rasa biji kopi yang diproduksi di pulau sumatera kebanyakan berkarakter berry, tidak sedikit juga yang berkarakter nuts, dan banyak diantaranya memiliki aftertaste yang lama dan mouthful yang nyaman. Benarkah profil rasa biji kopi sumatera demikian?

Tiap single origin pastilah memiliki perbedaan karakter rasa, begitu kompleks hal yang mempengaruhinya. Misalkan saja proses biji kopi sebelum menjadi green bean dan diekspor ke banyak daerah. Umumnya biji kopi yang diproses secara natural (unwashed) cenderung memiliki rasa manis blueberry atau manis dari jenis buah tropis, dan punya karakter body yang penuh. Karena diserapnya daging buah oleh biji kopi saat pengeringan ,mengoptimalkan masa fermentasi. Lain hal, biji kopi yang diproses dengan cara washed akan memiliki karakter rasa yang cukup kompleks dengan tingkat acidity lumayan. Sebabnya sebelum dikeringkan biji kopi akan dipisahkan dari ceri kopi kemudian dilakukan fermentasi dengan membersihkan sisa kulit ceri pada biji, selanjutnya dilakukan pengeringan. Dari metode proses pengeringan saja sudah kentara perbedaan profil rasa biji kopi.

Sebelum biji kopi dipanen, masa tanam juga perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas biji kopi. Jarak tanam antara tanaman kopi satunya dengan tanaman kopi lain juga perlu dipertimbangkan mengingat tanaman kopi butuh nutrisi yang cukup. Bagaimana dengan ketinggian tanaman kopi, apakah berpengaruh terhadap karakter rasa yang nantinya dihasilkan si biji kopi?


Sesama jenis arabika pun bisa berbeda karakter rasa jika arabika yang satu tumbuh pada ketinggian 1000 meter dpl dan satunya tumbuh pada ketinggian 1400 meter dpl. Tapi tidak selamanya ketinggian yang menyebabkan perbedaan karakter rasa tiap single origin. Dalam hal ini, ketinggian tanaman kopi yang tumbuh diukur dengan ukuran (dpl) diatas permukaan laut sangat jelas bedanya terlihat dari air pressure dan temperature.

Air Pressure

Semakin tinggi suatu daerah maka memiliki tekanan udara yang rendah. Tekanan udara yang rendah untuk beberapa tanaman sangat berpengaruh, seperti tanaman selada akan tumbuh optimal dan tanaman lobak juga mengalami kemajuan positif. Berbeda dengan tanaman kopi, sepertinya tekanan udara tidak terlalu berpengaruh pada karakter rasa kopi, namun berpengaruh pada hasil panen tanaman kopi.

Temperature

Ketinggian sebuah daerah juga mempengaruhi suhu udara sekitaran tanaman. Apakah suhu udara ada kaitannya dengan perbedaan karakter rasa kopi. Membandingkan kopi yang tumbuh di Hawaii dan Colombia memiliki ketinggian yang sama pada 762 meter dpl. Namun mengapa karakter rasa kopi Hawaii lebih acidy dan kompleks dibandingkan profil rasa kopi Colombia dengan ketinggian yang sama. Sebabnya, Colombia terletak pada lintang tropis sedangkan Hawaii mempunyai iklim yang dingin.

Mungkin ketinggian daerah tanam menentukan suhu udara, namun pada ketinggian yang sama di beberapa daerah mengalami perbedaan suhu udara karena iklim tertentu. Pastinya, suhu udara pada tanaman kopi yang berkontribusi memberikan perbedaan karakter rasa pada secangkir kopi.

Sumber: Internet
Review Motor Aerox 125 LC - Apa Kelebihannya?

Yamaha Aerox 125 LC resmi diluncurkan dengan harga Rp 18,2 juta. Dengan mengusung tema sporty, skuter matik yang sangat baru ini siap merebut hati konsumen di Indonesia. Walau sudah sempat menjajalnya pada sesi first ride di sirkuit Sentul, OtoRider kembali mendapat unit test nya untuk dieksplorasi lebih dalam lagi.

Melihat desainnya, memang cukup oke. Sangat sporty karena generasi Aerox memang dipakai sebagai paddock bike tim Yamaha di ajang balap MotoGP. Maka tak heran desainnya cukup diluar pakem motor matik di kelasnya. Desainnya yang Eropa banget beraura sporty dengan lekuk tajam dan beberapa aksen fiturnya cukup membuat penasaran.



Lampu depan yang bermodel 1 piece makin keren dengan penggunaan lampu LED. Penggunaan setang serta panel indikator yang mirip dengan Yamaha X-Ride juga pas dengan desain secara keseluruhan. Setang model ini juga nyaman digenggam, untuk rider berpostur pendek juga dipastikan tak terlalu merasa kebesaran saat mengolah kemudinya.

Saat reviewer yang berpostur 170 duduk di jok, terasa cukup nyaman. Kedua kaki pun masih bisa berpijak ke tanah. Dek juga tak terlalu sempit untuk telapak kaki sedikit berubah posisi.

Sektor dapur pacu, identik dengan saudaranya, Yamaha Xeon 125 performa matic yang akan dipakai tim Yamaha Indonesia sebagai paddock bike ini cukup mumpuni. Namun saat kami menjajal di trek lurus untuk memerah tenaganya terasa kurang memuaskan. Menggunakan Race Logic Performance Box untuk merekam top speed, mentok di 97 Km/jam. Namun untuk tarikan bawah, skuter matik yang menggunakan radiator ini cukup memumpuni.

Dengan setang mirip X-Ride yang model semi trail, cukup asik untuk bermanuver di kepadatan dalam kota Jakarta. Bertemu tikungan berkecepatan tinggi, Aerox juga cukup asyik menari walau ada sedikit rasa khawatir karena ban standarnya terasa kurang lebar. Sayangnya, suspensi motor berbobot 102 Kg itu terasa cukup alot kala OtoRider menemui permukaan jalan tak rata. (otorider.com)