Friday, November 3, 2017

Tidak Ikut Dalam Simposium, Demokrat Malah Pilih IYL-Cakka

Langkah politik pasangan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) setelah mendapatkan rekomendasi PPP, pada Kamis (2/11/2017) kemarin. Kini, Punggawa Macakka yang disematkan oleh IYL-Cakka telah resmi menerima Surat Tugas dari Partai Demokrat.

Sesuai rencana, dukungan melalui surat tugas Demokrat itu selanjutnya diserahkan secara resmi oleh ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni’matullah ke IYL-Cakka yang diberikan lansung di Sekretariat Partai Demokrat Sulsel, Jalan Yusuf Dg. Ngawing, Makassar, Jum’at (3/11/2017).

“Kami di DPD Demokrat sangat mengapresiasi dari DPP yang sudah mengambil keputusan untuk mengarahkan dukungan ke Pilihan sekarang. Kami juga sudah bisa mengambil langkah politik kedepan. Saya kira pilihan ini (IYL-Cakka) adalah pilihan posisi standing siap bertarung,” kata Ni’matullah.

Meskipun tidak mendukung kandidat yang mengikuti Simposium, menurut Wakil Ketua DPRD Sulsel, Alasan DPP Demokrat untuk memberi surat tugas kepada pasangan IYL-Cakka dibanding kandidat lain, karena melihat duet tersebut sangat siap bertarung di Perhelatan Pilgub Sulsel 2018 mendatang.

“Keputusan DPP ini bukan tanpa alasan, melihat pasangan IYL-Cakka adalah pilihan tepat yang sudah jadi keputusan DPP karena kami juga melihat sama-sama bahwa pasangan ini paling siap bertarung,” jelasnya.

Sementara, IYL yang didampingi Cakka sangat mengaoresiasi dan berterima kasih kepada Partai Demokrat karena dinobatkan sebagai pasangan kandidat petarung Politik sehingga surat tugas dari Demokrat jatuh ketangannya.

“Kami (bersama Cakka) berdua setelah diberikan amanah ini insya allah kita bisa bersinergi untuk membesarkan partai Demokrat. Kalau pak Ketua (Ketua Demokrat Sulsel, Ni’matulkah) mengatakan bahwa mendukung kami karena siap bertarung, itu benar karena kami memang petarung dan siap bertarung,” ucap IYL disambut teriakan Punggawa Macakka oleh seluruh pengurus DPD Demokrat Sulsel.

Saturday, July 8, 2017

Filosofi Kopi 2: Kopi, Sahabat dan Cinta
LALU, TERNYATA FILOSOFI KOPI dibuatkan lanjutannya. Informasi ini sudah saya dengar berbulan-bulan lalu dari seorang teman yang kedainya jadi tempat syuting film Filosofi Kopi 2. Wah, kayaknya menarik ini, kata saya dalam hati.


Jumat 7 Juli 2017, bersama beberapa rekan bloger Makassar lainnya saya diundang menghadiri Gala Premiere Filosofi Kopi 2; Ben & Jody yang digelar di Trans Studio Mall, Makassar. Filmnya sendiri baru akan rilis tanggal 13 Juli nanti, jadi sebagai orang yang diundang tentulah saya senang. Apalagi beberapa bulan sebelumnya saya sempat bertemu dan mengobrol langsung dengan Chico Jericho dan Rio Dewanto, dua pemeran utama Filosofi Kopi 2.

FILM DIBUKA DENGAN ADEGAN sebuah mobil VW Combi yang sudah dimodifikasi menjadi kedai kopi berjalan sibuk melayani pelanggan. Alunan musik pengantarnya sangat familiar di kuping saya, suara Robi Navicula! Okey, sepertinya ini jadi awal yang bagus.

Cerita kemudian bergulir, satu per satu barista Filosofi Kopi yang menggunakan mobil VW Combi itu meng….eh, tunggu! Filmnya baru akan tayang tanggal 13 Juli nanti jadi sebaiknya cerita ini tidak saya teruskan.

Kita langsung lompat saja ke cerita umum dan kesan saya tentang film ini ya.

Mulai dari cerita umum dulu.

Beberapa kejadian membuat Ben dan Jody, dua sahabat yang mengelola Filosofi Kopi berpikir untuk kembali ke Jakarta setelah berjalan sepanjang pulau Jawa dan Bali dengan VW Combi itu. Mereka kembali merajut mimpi untuk mengelola Filosofi Kopi dengan konsep yang berbeda. Masalah yang menjadi problem adalah mereka tidak punya cukup dana untuk memulai konsep baru tersebut. Harus ada pemilik modal yang bisa membantu mereka.

Takdir (atau dalam kasus ini penulis skenario) mempertemukan mereka dengan Tarra (diperankan Luna Maya yang mulai terlihat lebih tua dengan keriput di wajah cantiknya). Tarra bersedia menjadi pemodal meski tentu saja alurnya tidak mudah. Harus ada konflik dong, masak ketemu, ngobrol langsung deal.

Singkat cerita Filosofi Kopi yang baru berhasil lahir kembali di tangan Ben dan Jody serta Tarra. Sebagai tambahan, satu barista lagi dimunculkan. Namanya Bri (diperankan Nadine Alexandra yang gaya funky dan geek-nya cukup menarik buat saya). Bri diculik Jody dari café punya temannya. Aslinya dia mantan mahasiswa dari Australia yang pernah belajar menjadi barista.

Kalian yang nonton Filosofi Kopi 1 pasti tahulah bagaimana karakter Ben yang keras dan tidak gampang cocok sama orang lain. Bri yang dibawa Jody tentu saja tidak diterima dengan baik oleh Ben.

“Urusan nyari Barista, itu urusan gue!” Kata Ben.

Tapi Jody entah kenapa tetap keras kepala dan mempertahankan Bri meski dengan resiko si gadis funky dan geek itu terus dirisak oleh Ben.

Karena saya tidak mau berpanjang-panjang bercerita, takut nanti spoiler jadi saya langsung saja ya. Konflik muncul dari empat tokoh itu; Ben, Jody, Tarra dan Bri. Ada rahasia masa lalu yang muncul ke permukaan dan ternyata berdampak sangat buruk pada persahabatan Ben dan Jody serta hubungan bisnis antara Ben, Jody dan Tarra serta hubungan kerja antara Ben dan Bri.

Konfliknya sebenarnya tidak terlalu dalam dan ribet, tapi sifat Ben yang keras kepala, cuek dan emosian yang bikin konflik ini jadi seru.

Hingga akhirnya konflik ini selesai dengan cara yang manis dan tidak diduga-duga sebelumnya.

NAH KIRA-KIRA CERITA UMUMNYA seperti itu. Lalu bagaimana kesan saya pada film ini?

Dengan ke-sok tahu-an saya, saya menyematkan skor 7.5/10 untuk film ini. Untuk cerita, akting dan sinematografinya sebenarnya saya mengganjarnya dengan skor 7/10, poin 0.5 lagi saya tambahkan karena salah satu setting lokasinya adalah salah satu coffee shoplangganan saya di Makassar, ha-ha-ha-ha. Subjektif boleh dong.

Bahkan seandainya saja John Cendra si pemilik coffee shop diberi dialog saya pasti akan menambahkan lagi poin 0.5 untuk film ini. Ha-ha-ha-ha.


Anyway, Filosofi Kopi 2 cukup menyenangkan ditonton (di luar fakta kedua penonton cewek di samping saya sangat menyebalkan. Mereka terus bercakap-cakap sepanjang film, menelepon, mainan HP, bahkan video call! Untungnya mereka akhirnya keluar ketika film sudah kira-kira ¾ durasi. Sialan!).

Menyenangkan karena saya bisa menikmati cerita, sinematografi dan aktingnya. Khusus untuk akting, saya suka akting kedua tokoh utamanya. Kelihatan sekali mereka punya chemistry yang kuat. Sebagai bocoran, ketika bertemu dengan mereka berdua pun saya bisa melihat kalau mereka saling memanggil dengan nama Ben dan Jody, bukan Cicho dan Rio. Bukti kalau penjiwaan mereka atas peran itu memang kuat.

Saya suka dialog mereka yang natural dan menggambarkan kedekatan sepasang sahabat. Mereka bisa saling mencela dengan kata “babi” atau “anjing” tanpa ada yang sakit hati. A true closest friend, huh?

Kekuranganya mungkin di bagian tengah sampai akhir ada kesan kalau cerita berjalan sangat lambat. Ada bagian-bagian yang bisa saja dipotong atau bisa ditambahkan kalau memang mau diperkuat. Tapi kelemahan ini masih bisalah ditoleransi, sepanjang kamu menonton tidak di samping orang yang asik ngobrol, menelepon atau video call (iya, saya masih kesal).

Buat yang senang kopi, film ini tentu jadi salah satu yang wajib ditonton. Buat yang tidak suka kopi, kisah tentang persahabatan dan cinta di film ini juga masih patut disimak. Pun beberapa tambahan informasi tentang budaya Toraja bisa jadi pengetahuan baru buat kalian.

Satu kutipan yang suka dari film ini adalah, “Kopi enak bukan hanya dari caranya menyajikan, tapi juga dari cara menanamnya,”

Yup! Kita kadang lupa kalau di segelas kopi enak yang kita seruput ada keringat para petani yang dengan cinta merawat kopi itu seperti merawat anak sendiri.

Oh sebelum saya lupa. Satu tiket yang kalian beli untuk menonton film ini berarti kalian sudah menyumbang satu benih kopi untuk petani kopi Indonesia, begitu kata Luna Maya semalam. Ah, panjang umur petani kopi Indonesia! [dG]

Sumber: Daenggassing.com


Jenius dari Indonesia, Dwi Hartanto bisa jadi the next Habibie

Tak menyangka ketika suatu siang hari, saat dirinya lagi asyik melakukan penelitian di laboratorium kampusnya di Belanda, ponselnya tiba-tiba berdering. Melihat nomor di layar, dia tahu bahwa nomor itu berasal dari luar negeri.

’’Si penelepon hanya bilang, Bapak ingin bertemu dengan Anda. Saya sempat bingung, siapa Bapak yang dia maksud,’’ cerita Dwi ketika ditemui setelah pembukaan Visiting World Class Professor, forum pertemuan diaspora dari berbagai negara, di Jakarta.

Sambil memendam rasa penasaran, Dwi mencari tahu siapa ’’Bapak’’ yang ingin bertemu dirinya itu. Usut punya usut, ternyata orang yang menelepon tersebut adalah petugas protokoler mantan Presiden B.J. Habibie. Dan, yang dimaksud ’’Bapak’’ itu tak lain adalah BJ. Habibie sendiri yang di dunia Internasional dikenal dengan Mr.Crack.

Pria asal Jogjakarta tersebut sempat berpikir ada apa gerangan tokoh sekaliber Pak Habibie ingin menemui dirinya. Selang beberapa lama, pertemuan dua generasi antara Dwi Hartanto dan Habibie pun terlaksana awal Desember lalu.

Pertemuan nonformal dan santai itu berlangsung di sebuah restoran di Den Haag, Belanda.

Tentu Dwi Hartanto bukan orang yang sembarang bila Ilmuwan sekaliber Habibie sampai begitu menggebu-gebu ingin menjumpainya di Belanda.Bagaimana tidak istimewa, saat ini Indonesia sedang merancang bangun pesawat tempur generasi 4,5 dengan negeri Korea yaitu KFX dan IFX, itu pun bila sukses sudah cukup mencengangkan dunia karena lompatan teknologi yang di tempuh para insinyur Indonesia di mata dunia.

Apalagi bila penemuan pesawat tempur generasi ke 6 yang sedang di kembangkan Dwi Hartanto di kembangkan juga di Indonesia. Padahal teknologi pesawat tempur paling canggih sekarang baru pada generasi ke 5 seperti yang dimiliki USA dan Rusia.

Pesawat generasi ke 6 yang akan dikembangkan Dwi, akan mampu melesat dengan kecepatan tinggi di atas atmospir yang miskin oksigen, yang sebagian cirinya pesawat generasi ke 6 tanpa ekor di badannya dan bisa tanpa awak pengemudi yang dikendalikan dari darat.
Juara di ajang prestigious kompetisi riset teknologi antar Space Agency
Belum lama ini Dwi mendapat anugerah dan kesempatan untuk mengukir prestasi dan mengharumkan Ibu Pertiwi lagi dengan menapakkan kaki di podium tertinggi dalam ajang prestigious kompetisi riset teknologi antar Space Agency (Lembaga Penerbangan dan Antariksa) dari seluruh dunia di Cologne, Jerman.

Kompetisi prestigious antar space agency tersebut diikuti oleh ilmuwan-ilmuwan perwakilan space agency masing-masing negara, antara lain; ESA (Eropa), NASA (Amerika), DLR (ESA/ Jerman), ESTEC (ESA/ Belanda), JAXA (Jepang), UKSA (Inggris), CSA (Kanada), KARI (Korea), AEB (Brazil), INTA (Spanyol), dan negara-negara maju lainnya.

Kompetisi riset tersebut tergolong prestigious karena selain merupakan “privacy-based space agency research competition”, kompetisi tersebut juga menghadirkan topik-topik riset dengan teknologi tinggi (pinnacle of technology category) dan tahapan seleksi masuknya juga tidak mudah.

Sebelum masuk ke tahap final di Cologne, Jerman, para ilmuwan harus melewati tahap seleksi internal di masing-masing space agency.

Top 3 dari masing-masing space agency berhak mengikuti tahap final yang dibagi dalam 3 kategori atau topik yang berbeda, yaitu: Spacecraft Technology, Earth Observation dan Life Support Systems in Space.

Dwi Hartanto menjuarai bidang kategori riset Spacecraft Technology dengan judul riset “Lethal weapon in the sky” atau “Senjata yang mematikan di angkasa”. Dari hasil riset tersebut, beberapa teknologi utama sudah berhasil ia patenkan bersama timnya.

“Sesuai dengan judul dalam risetnya, saya dan team mengembangkan pesawat tempur modern yang disebut sebagai pesawat tempur generasi ke-6 (6th generation fighter jet). Berawal dari keberhasilan saya dan team saat diminta untuk membantu mengembangkan pesawat tempur EuroTyphoon di Airbus Space and Defence menjadi EuroTyphoon NG (Next Generation/ yang sekarang dalam tahap testing tahap akhir) yang mampunyai kemampuan tempur jauh lebih canggih dari generasi sebelumnya dari segi engine performance, kecepatan, aerodinamik serta teknologi (avionik) tempurnya. Keberhasilan tersebut membawa saya dan team untuk meneruskan perkembangan teknologi pesawat tempur ke level berikutnya yang digadang bakal menjadi “era pertempuran pesawat abad baru,” demikian penjelasan Dwi yang gelar bachelornya ia dapatkan dari Tokyo Institute of Technology, Jepang.

Dengan berbekal penguasaan tekonologi yang mendalam dan matang dalam bidang roket dan jet teknologi, Dwi dan timnya berhasil mengembangkan engine pesawat tempur modern yang mereka sebut dengan “hybrid air-breathing rocket engine”.

Teknologi baru tersebut memungkinkan pesawat tempur generasi ke-6 yang sedang mereka kembangkan untuk melesat di dalam jangkauan atmosfir bumi dan near-space (jangkaun di luar atmosfir, yang tipikal jet tempur generasi sebelumnya tidak dapat terbang karena keterbatasan oksigen). Teknologi ini sangat berbeda dengan teknologi mesin jet lainnya seperti SABRE (Synergistic Air-Breathing Rocket Engine) maupun tipikal Scramjet/ Ramjet konvensional yang masih bermasalah dalam thrust-to-weight ratio serta pengendalian energy yang dihasilkan.

Hybrid air-breathing rocket engine yang mereka kembangkan tersebut mampu beroperasi bergantian dari mode penerbangan level atomosfir ke mode penerbangan near-space atau sebaliknya dengan kecepatan hypersonic (Mach 7-8), yang tentu saja mengalahkan engine performance dan kecepetan pesawat-pesawat tempur generasi ke-5 yang hanya mengandalkan teknologi “afterburner” konvensional.



Ketika ditanya tentang pengalaman yang membanggakan ini, Dwi pun menambahkan: “ada sesuatu yang menarik dari pengalaman ini, yaitu sesaat selepas presentasi, bahkan sebelum saya sempat kembali ke tempat duduk, ada beberapa orang sedang menunggu dan menghampiri saya dengan raut muka sangat serius yang sempet membuat saya bertanya-tanya dalam hati beberapa saat.

Ternyata beberapa orang tersebut adalah perwakilan dari Lockheed Martin dan NASA/ JPL yang tertarik dengan teknologi yang sedang saya dan team kembangkan dan menawarkan kerjasama strategis untuk bersedia masuk dalam program transfer teknologi untuk membantu mengembangkan project di tempat mereka.

Permintaan organisasi kedirgantraan dan perusahaan besar tersebut sedang didiskusikan di level internal ESA dan Airbus Defence and Space karena saya juga berafiliasi dengan perusahaan tersebut, yang notabene adalah saingan dari Lockheed Martin, perusahaan pesawat tempur dari Amerika Serikat.” Bujukan Habibie yang Meluluhkan Hati
Setelah berbincang-bincang tentang teknologi terbaru, Habibie meminta Dwi bersedia membantu negara untuk meningkatkan mutu pendidikan teknologi terbarukan.

Dwi pun menyanggupi permintaan pakar pesawat terbang tersebut. Karena itu, dia bersedia pulang untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan stakeholder pendidikan tinggi di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Dwi juga curhat soal kegetolan pemerintah Belanda menawari dirinya paspor Negeri Kincir Angin. Sejauh ini, doktor bidang aerospace engineering itu mampu menolak dengan halus.

’’Pak Habibie bilang, kalau pemerintah Belanda masih menawari lagi, apalagi mengintimidasi saya disuruh melapor ke beliau. biar beliau yang menghadapi pemerintah Belanda,’’ kenang Dwi.

Habibie mewanti-wanti agar Dwi tetap mempertahankan identitas kewarganegaraannya. Jangan sampai mau pindah kewarganegaraan di Belanda. Perkara berkarya membantu perusahaan internasional atau bahkan membantu pemerintah Belanda, itu sah-sah saja sebagai profesional.

’’Kamu jangan sampai mencabut jati diri dan kewarganegaraan Indonesia-mu,’’ pesan Habibie.Apalagi mengingat kejadian ketika IPTN gulung tikar Amerika dan Eropa serasa mendapat durian runtuk ketika para insyinyur Indonesia pada diaspora kesana, dan beberapa orang sekarang menjadi top management di Eropa dan USA.

Wanti-wanti Habibie itu menguatkan pesan yang disampaikan orang tua Dwi. Setiap pulang ke Jogja, misalnya saat Lebaran, orang tuanya selalu berpesan supaya Dwi tidak lupa asal muasalnya Indonesia.

Pria 28 tahun yang sebentar lagi bergelar profesor itu menyatakan, gencarnya tawaran berpaspor Belanda itu muncul karena riset yang dilakukan sangat sensitif.

Riset-riset Dwi bersama para guru besar dari Technische Universiteit (TU) Delft selama ini menggarap bidang national security Kementerian Pertahanan Belanda, European Space Agency (ESA), NASA, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), serta Airbus Defence.

Salah satu riset sensitif yang dia garap adalah teknologi roket untuk militer dan misi luar angkasa. Dwi juga menggarap satelit untuk riset luar angkasa serta pertahanan dan keamanan (hankam). Dia terlibat pula dalam penyempurnaan teknologi pesawat tempur Eurofighter Typhoon generasi anyar milik Airbus Defence.

’’Riset bidang itu kan sensitif sekali jika digarap orang dari negara lain,’’ kata ilmuwan muda jenius tersebut.

Kasarannya, potensi untuk menjual hasil riset ke pesaing usaha atau membocorkan pertahanan Belanda ke negara lain sangat memungkinkan. Karena itulah, Dwi berkali-kali ditawari untuk pindah kewarganegaraan Belanda.

Dari riset-riset yang dilakukan, Dwi telah mengantongi tiga paten di bidang spacecraft technology. Sayang, dia terikat kontrak untuk merahasiakan paten tersebut. Dia tidak bisa membeberkan tiga paten itu karena terkait dengan program strategis.

Dia mengaku cukup dilematis saat menolak tawaran pindah kewarganegaraan tersebut. Sebab, biaya kuliah S-2 dan S-3 Dwi di TU Delft dibiayai pemerintah Belanda. Dia tidak ingin dicap sebagai ilmuan yang tidak bisa berterima kasih kepada pihak yang membiayai kuliahnya.

Sarjana Tokyo Institute of Technology itu menegaskan, dirinya tidak memiliki tip khusus saat belajar sehingga mampu meraih gelar doktor dalam usia muda.

Menurut dia, kunci utamanya adalah harus memiliki interest atau ketertarikan pada bidang yang digeluti. ’’Butuh lebih dari passion,’’ ungkapnya.

Dia mencontohkan, ketika menggarap roket pada 2015, dirinya hanya sempat tidur 2–3 jam. Waktunya habis untuk melakukan riset-riset di laboratorium.

Apalagi, risetnya memerlukan perhatian khusus karena terkait dengan kemampuan high qualified. ’’Sama-sama berbasis teknologi.

Bekal lain yang dimiliki Dwi adalah kemampuan di bidang matematika dan fisika.

Saat duduk di bangku sekolah, bungsu dua bersaudara itu memang hobi astronomi. Kemampuan menguasai matematika dan fisika itulah yang mengantarkannya menjadi calon profesor di bidang aerospace engineering dalam usia yang terbilang masih muda.

Sumber: goodnewsfromindonesia.id


Ngebet Nikah: Begini Song Joong Ki dan Song Hye Kyo bisa jatuh cinta?

Song Joong Ki dan Song Hye Kyo bintang film jebolan Descendant of the Sun baru-baru ini mengumumkan melalui agensi mereka - bahwa mereka akan menikah pada 31 Oktober tahun ini.

Pengumuman ini dilansir ke media pada 5 Juli, secara resmi mengkonfirmasi berbulan-bulan spekulasi mengenai hubungan Songs. Sebelumnya, agen dan perwakilan resmi mereka membantah semua rumor tentang duo tersebut menjadi pasangan.

Keterlibatan diantara mereka menjadi kejutan besar bagi penggemar pasangan maupun media. Karena itu, beberapa orang telah mengemukakan saran bahwa Hye Kyo mungkin hamil dan itulah satu-satunya alasan dia menikahi Joong Ki.

Manajemen Hye Kyo, United Artists Agency (UAA), cukup cepat menangkis semua tuduhan yang diajukan pada klien mereka. UAA juga membantah rumor bahwa pasangan tersebut pergi ke Bali, Indonesia pada awal Juni untuk melakukan pemotretan pernikahan.

Namun, jika itu benar, gambar itu akan terlihat begitu hebat!

Tak lama setelah pernyataan tersebut dirilis, Hye Kyo dan Joong Ki sama-sama meninggalkan pesan di fancafes resmi mereka sendiri (halaman blog yang didedikasikan untuk selebriti tunggal). Inilah yang mereka tulis, seperti dikutip ABS/CBN News:

Dari Song Hye Kyo

"Saya ingin berbagi pesan pribadi di tempat saya terhubung dengan penggemar saya. Anda mungkin terkejut dengan berita pernikahan saya yang tiba-tiba. Saya mengerti bahwa Anda mungkin berpikir bahwa saya tidak memiliki rasa hormat untuk para penggemar saya dan Anda mungkin terkejut, tapi saya harap Anda bisa memahamiku dengan hati yang terbuka.

"Joong Ki dan saya adalah rekan kerja pertama yang cocok dan baik. Sepanjang proyek ini, saya menyadari bahwa kami memiliki nilai dan gagasan yang sama, dan saya dapat berbagi segalanya dengannya. Dia adalah rekan kerja yang baik dan teman saya, jadi kami sering menghubungi dan menghabiskan waktu untuk mengenal satu sama lain dengan lebih baik.


"Joong Ki menunjukkan diri, percaya, dan sopan santun untuk waktu yang lama. Kupikir pada diriku sendiri bahwa akan lebih baik menghabiskan masa depan bersamanya dan aku juga senang bisa merasakan emosiku yang sebenarnya juga. Saat itulah aku tahu bahwa akulah dia.

"Saya ingin memberi tahu penggemarku terlebih dahulu tentang pernikahan itu, tapi karena hal ini melibatkan lebih dari sekedar saya, saya sangat berhati-hati dalam hal ini. Saya gugup dan bingung untuk mengumumkan berita tentang pernikahan saya begitu tiba-tiba tapi saya yakin penggemar saya akan mendukung saya. Tolong teruskan cinta dan percayalah pilihan saya seperti yang Anda miliki sampai sekarang.

"Saya berterima kasih kepada semua penggemar saya sekali lagi karena sabar dan menunggu sampai saya angkat bicara. Saya bukan lagi satu orang tapi dua orang sekarang, saya akan mengambil kesempatan ini untuk hidup lebih baik dan lebih sadar akan segala sesuatu di sekitar saya.

"Tolong beri saya berkah Anda. Terima kasih."


Dari Song Joong Ki

"Sudah lama sekali aku menyapa kalian. Saya menulis ini karena saya ingin menerima berkah Anda sebelum orang lain. Saya benar-benar gugup saat menulis ini tapi saya ingin mengatakan kepada Anda perasaan sejati saya.

"Saya baru saja bisa menjadi bagian dari drama yang membuat saya bersinar lebih cerah dari sebelumnya dan saya menikmati hari-hari terindah dalam hidup saya karena cinta luar biasa yang saya terima dari semua orang. Setelah drama, saya mendapatkan teman berharga lain yang saya bagikan perasaan jujur ​​saya, dan kami mengembangkan hubungan cinta.

"Pada awal tahun 2016, kami berjanji untuk menghabiskan sisa hidup kita bersama-sama dengan saling memahami kelemahan satu sama lain dan saling membantu melalui masa-masa sulit. Jadi saya akan memulai hidup baru dengan Miss Song Hye Kyo melalui pernikahan kami pada hari terakhir bulan Oktober 2017 nanti.

"Selanjutnya, ada banyak pihak yang terlibat dalam pembuatan film tersebut dan banyak yang melihat ke depan untuk tanggal rilis langkah ini. Karena semua faktor ini, saya khawatir tentang kemungkinan kerugian yang mungkin terjadi pada proyek ini dan jika saya menunjukkan diri yang kurang memahami, saya mohon maaf.

"Pikiran yang menimpaku saat pertama kali akting muncul dalam pikiran. Sebagai seorang aktor hidup, dia tidak harus fokus pada level tertinggi dan berusaha untuk terus naik. Dia harus belajar melihat sekelilingnya dan belajar untuk tumbuh lebih luas sebagai pribadi. Saya ingin bekerja untuk menjadi selebriti yang tidak berada di atas tumpuan melainkan di dekat fans dan orang dekatnya yang menghargainya. Saya ingin berada dalam jangkauan orang-orang yang peduli dengan saya. Itulah pola pikir yang saya miliki saat pertama kali berakting.

"Kudengar sekali hidup itu bukan tentang kecepatan melainkan tentang arahan. Sebagai seseorang yang bergerak cepat dan tidak melihat sekelilingnya selama ini ... saya akan bekerja lebih keras untuk menjadi seseorang yang belajar dari orang lain dan belajar berjalan bukan lari.

"Saya berharap semua orang mendukung pola pikir ini dan bersorak untuk saya. Saya akan menjadi aktor yang tidak berubah dari pola pikir ini dan menjadi seseorang yang merupakan keluarga keluarga yang kuat. Tolong dukung pertemuan ceria antara kami berdua. Terima kasih."


Sumber: Start2.com

Friday, July 7, 2017

Ratu Kecantikan Ukraina Kecelakaan Tragis! Mabuk sambil live Instagram


Nama Sofia Magerko, lagi banyak diomongin sama sama warga Ukraina bahkan dunia. Cewek berumur 16 tahun ini baru aja menangin kontes kecantikan di Ukraina. Dan gak lama setelah itu namanya kembali diomongin, tapi bukan karena prestasinya melainkan karena kecelakaan yang menimpa dirinya sampe dia harus menghembuskan napas terakhir.


Kecelakaan yang menimpa Sofia juga menimpa seorang temannya bernama Dasha Medvedeva, keduanya diketahui berkendara sambil minum alkohol. Mereka diduga sedang mabuk dengan kecepatan mobil yang cukup tinggi, makanya mobil mereka menabrak sesuatu terjadilah kecelakaan tragis itu.

Sebelum kecelakaan terjadi, ternyata ada video live streaming di dalam mobil. Di video itu mereka berdua terlihat sedang ketawa-ketawa dan bercanda. Tapi di akhir video terdengar suara jeritan dan video itu pun langsung gelap.

Sofia diketahui meninggal di tempat, dan temannya meninggal di perjalanan menuju rumah sakit. Duh tragis banget ya. Padahal masih muda dan berbakat. Tapi yang namanya umur, gak ada yang tau.

Sumber: Malesbanget.com

Monday, July 3, 2017

Rp. 3.500 per KM, tarif baru taksi online
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengumumkan ketentuan tarif batas bawah dan atas operator jasa angkutan taksi berbasis online atau daring.


Ketentuan itu sebagai aturan teknis pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 26 Tahun 2017 tentang aturan taksi online berlaku sejak 1 April 2017 lalu, namun pemerintah memberikan masa tenggat hingga tiga bulan atau 1 Juli.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto Iskandar mengungkapkan ketentuan tarif dihitung berdasarkan jarak per kilometer (Km) dan dibedakan berdasarkan wilayah.

Ketentuan tarif batas bawah wilayah I yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Bali Tarif batas bawah adalah Rp3.500 per km. Sedangkan batas atas Rp 6 ribu per km.

Untuk wilayah II yang meliputi Kalimantan, Sulawesi hingga Papua, tarif batas bawah adalah Rp3.700 ribu dan batas atas Rp6.500 per km.

"Usulan tarif dari daerah, masing kepala daerah dan gubernur mengusulkan kepada pemerintah pusat dan sudah kami evaluasi," tutur Pudji di Monas, Sabtu (1/7).

Jika operator melanggar ketentuan, maka akan dikenakan sanksi mulai dari teguran hingga pencabutan izin operasional.

Regulasi ini dirilis sebagai revisi Peraturan PM Nomor 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek.

Ada 11 poin revisi yang ditujukan kepada payung hukum transportasi berbasis aplikasi itu.


Sejumlah revisi tersebut, antara lain soal jenis angkutan, mesin kendaraan, batas tarif angkutan sewa khusus, kuota jumlah angkutan sewa khusus, KIR, STNK, pool, bengkel, pajak, akses dashboard dan sanksi.

Tujuan pemerintah merevisi peraturan tersebut adalah untuk melindungi konsumen serta pengemudi. Tak hanya itu, pemerintah juga masih mengharapkan kompetisi sehat antara taksi online dan konvensional.

Sumber: CNN