Apalagi, Ketua Harian DPP Golkar, Nurdin Halid (NH) sudah siap maju di Pilgub Sulsel 2018 mendatang. Banyak pihak menilai dengan adanya penetapan tersangka Setnov dalam kasus dugaan korupsi e-KTP akan berpengaruh banyak di Pilgub Sulsel.
Pengamat Politik Unismuh Makassar, Andi Luhur Prianto menjelaskan pasca penetapan tersangka tersebut, akan membuat kekosongan kepemimpinan di DPP Golkar.
Dirinya memprediksi dengan adanya penetapan tersangka itu, Nurdin Halid akan mengambil alih untuk sementara tampuk kepemimpinan di partai belambang beringin itu.
Jika hal tersebut terjadi, kata dia, bisa dipastikan Nurdin Halid tidak akan bisa konsentrasi untuk mempersiapkan dirinya maju di Pilgub Sulsel 2018 mendatang.
“Dengan situasi Setnov tersangka, tentu Nurdin Halid (NH) sebagai ketua harian akan mengambil alih tanggungjawab kepemimpinan yang lebih besar dalam mengendalikan partai Golkar (PG). NH akan menghadapi desakan dan fragmentasi internal dari Faksi yang mendorong Musnaslub. Situasi ini bisa membuat NH bisa kehilangan fokus untuk running di Pilgub Sulsel,”papar Andi Luhur Prianto melalui pesan singkat, Senin (17/7/2017).
Lanjut ia, yang juga Dosen Fisip Unismuh Makassar ini, Nurdin Halid akan diuji komitmennya, apakah akan tetap maju sebagai calon gubernur berpasangan dengan Azis atau mengambil sikap lain menyelamatkan partai dengan menjadi ketua umum melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
Pasalnya menurut Luhur, Setnov yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK akan lebih tersita waktunya untuk menghadapi kasusnya saat ini.
“Keputusan politik NH di uji jika bersedia menggelar Munaslub, apakah akan memilih menjadi Ketua Umum atau cukup bertahan sebagai Cagub Sulsel. Setnov akan lebih banyak waktu menyelesaikan persoalan hukum yang dihadapinya, sehingga NH menjadi tokoh kunci dalam kepemimpinan di PG,” bebernya
lebih lanjut kata Luhur, terkait usungan Partai Golkar pada pilkada 12 kabupaten kota serentak dilakukan, kata Luhur, NH bakal mendelegasikan kewenangannya kepada pengurus teras DPD Golkar untuk menentukan siapa yang akan diberikan rekomendasi.
Namun kata Luhur, kandidat akan memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan insentif electoral dengan masuk pada basis suara NH-Azis.
“Skala kepemimpinan NH yang luas, membuatnya harus mendelegasikan kewenangan kepemimpinan dan membuat tokoh seperti Moh Roem, Kadir Halid atau Abdillah Natsir bisa menjadi strategis posisinya dalam penentuan usungan Golkar di Pilkada 12 Kab/Kota dan Pilgub,” ujarnya
Sementara Firdaus Muhammad mengatakan penetapan Setnov menjadi tersangka akan berdampak buruk terhadap konstelasi politik jelang Pilkada serentak.
Olehnya itu menurut Firdaus Muhammad kader partai punya kewajiban bekerja optimal untuk bekerja maksimal memperbaiki citra partai di masyarakat.
“Hal ini akan berdampak pada konstalasi politik di Sulsel terutama karena posisinya sebagai ketua partai. Konsentrasi kader Golkar yang ikut Pilkada terganggu terkait citra dengan kasus yang menimpa ketum. Kader partai harus kerja optimal untuk sterilkan kasus itu lebih ke oknum dengan tidak melibatkan partai,” tutupnya.